MUNASABAH
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ulumul Al-Qur’an
Disusun
oleh :
Riki
Iskandar 1211302093
Program Studi Muamalah
Fakultas Syariah&Hukum
Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati
Bandung
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Lahirnya pengetahuan tentang teoti munasbah ini tampaknya berawal dari
kenyataan sistematika Al-Qur’an sebagimana terdapat dalam Mushaf Usmani
sekarang tidak berdasarkan atas fakta kronologis turunnya. Sehbungan dengan ini
ulama salaf berbeda pendapat tentang urutan surat di dalam Al-Qur’an.
Segolongan dari mereka berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada taufiqi dari
Nabi Muhammad SAW. golongan lain berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas
ijtihad para sahabat setelah sepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat
adalah taufiqi.
Makalah ini hanya menjelaskan tentang Munasabah pada pembelajaran Ulumul
Qur’an
Untuk melengkapi data yang diperlukan
dalam penyusunan makalah ini, penyusun
menggunakan Metode keperpustakaan, yaitu pengambilan data melalui
buku-buku,internet dan buku-buku yang berkenaan dengan pembelajaran Ulumul
Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pengertian etimologi , menurut As-Suyuthi berarti al musyakalah
(keserupaan) dan al-muqarabah (kedekatan).
Menurut pengertian Termologi Munasabah dapat di definisikan sebagai
berikut:
Munasabah adalah suatu hal yang dapat di pahami. Tatkala
dihadapkan kepada akal,pasti akal akan menerimanya.
Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa
ungkapan di dalam satu ayat, atau antara ayat pada beberapa ayat atau antar
surat di dalam Al-Qur’an.
Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga
seolah-olah merupakan satu ungkapan yang mempunyai kesatuan makna dan
keterikatan dan keteraturan redaksi. Munasabah merupakan ilmu yang sangat
agung.
Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba
mengetahuialasan-alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian
Al-Qur’an,baik ayat dengan ayat atau surat dengan surat.
Jadi di dalam kontek Ulimul Qur’an munasabah berarti menjelaskan korelasi
makna antar ayat atau antar surat baik korelasi bersifat umum maupun bersifat
khusus.
Menurut As-Suyuti ada beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk
menemukan munasabah, yaitu:
Dalam Al-Qur’an sekurang-kurangnya terdapat delapan macam Munasabah yaitu:
Berfungsi menerangkan atau menyempurnakan ungkapan pada
surat ssebelumnya. Contoh dalam surat al-Fatihah ayat 1 ada ungkapan alhamdulillah.
Ungkapan ini berkorelasi dengan surat al-Baqarah ayat 152 dan 186:
þÎTrãä.ø$$sù
öNä.öä.ør& (#rãà6ô©$#ur
Í<
wur Èbrãàÿõ3s?
ÇÊÎËÈ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.
(Q.S. Al-Baqarah
:152)
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs%
(
Ü=Å_é&
nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ)
Èb$tãy
(
(#qç6ÉftGó¡uù=sù Í<
(#qãZÏB÷sãø9ur
Î1
öNßg¯=yès9 crßä©öt
ÇÊÑÏÈ
dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran.
Berkaitan dengan munasabah macam ini, Nasr Abu Zaid
menjelaskan bahwa hubugan khusus surat Al-fatihah dengan Surat Al-Baqarah
merupakan hubungan stilistika, sedangkan hubungan umumnya lebih berkaitan
dengan isi kandungnnya.
Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang menonjol, dan itu tercermin
pada nama masing-masing, surat seperti surat
øÎ)ur
tA$s%
4ÓyqãB
ÿ¾ÏmÏBöqs)Ï9 ¨bÎ) ©!$# ôMä.âßDù't br&
(#qçtr2õs?
Zots)t/ (
(#þqä9$s%
$tRäÏGs?r&
#Yrâèd
(
tA$s%
èqããr&
«!$$Î/ ÷br& tbqä.r&
z`ÏB úüÎ=Îg»pgø:$# ÇÏÐÈ
dan (ingatlah),
ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyembelih seekor sapi betina." mereka berkata: "Apakah kamu hendak
menjadikan Kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada
Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".
Cerita tentang mneyembelih seekor sapi betina, merupakan
inti pembicaraanya.yaitu Allah menyuruh
menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan mereka terhadap sapi
yang pernah mereka sembah. Tujuannya surat ini adalah menyangkut supaya tidak
termasuk dai orang yang jahil.
Munasabah Antar Bagian Suatu Ayat berbentuk pola munasabah Al-tadhadat
(perlawanan) seperti terliahat dalam surat Al-Hadid ayat 4:
uqèd
Ï%©!$#
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur Îû
ÏpGÅ 5Q$r&
§NèO 3uqtGó$# n?tã
ĸóyêø9$# 4
ÞOn=÷èt $tB
ßkÎ=t Îû
ÇÚöF{$# $tBur
ßlãøs $pk÷]ÏB
$tBur
ãAÍ\t
z`ÏB Ïä!$uK¡¡9$#
$tBur
ßlã÷èt $pkÏù (
uqèdur óOä3yètB tûøïr& $tB
öNçGYä.
4
ª!$#ur $yJÎ/
tbqè=uK÷ès?
×ÅÁt/
ÇÍÈ
Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas
´arsy[ Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar
daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan
Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.(Q.S. Al-Hadid:4).
Munasabah Antar Ayat yang Letaknya Berdampingan sering terlihat jelas
tetapi serig pula tidak jelas. Munasabah ini menggunakan pola T’kid yaitu
apabila salah satu ayat atau bagian ayat memperkuat makna ayat atau bagia ayat
yang terletak di sampingnya. Contoh Firman Allah :
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu
úüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S.Al-Fatihah : 1-2).
Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-20, Allah memulai penjelasan-Nya
tentang kebenran dan Fungsi A-Qur’an bagi orang-orang yang bertaqwa. Dalam
kelompok ayat-ayat berikut dibicarakan tiga kelompok manusia dan sifat-sifat
mereka berbeda0beda, yaitu mukmin,kafir dan munafik.
Macam munasabah ini mengandung tujuan-tujuan tertentu. Di
antaranya adalah ntuk menguatka makna yang terkandung dalam suatu ayat.
Misalnya dalam surat Al-Ahzab ayat 25 sebagi berikut :
¨uur
ª!$# tûïÏ%©!$#
(#rãxÿx.
öNÎgÏàøtóÎ/ óOs9 (#qä9$uZt #Zöyz
4
s"x.ur
ª!$# tûüÏZÏB÷sßJø9$#
tA$tFÉ)ø9$#
4
c%x.ur
ª!$# $Èqs%
#YÍtã ÇËÎÈ
dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang Keadaan mereka penuh
kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh Keuntungan apapun. dan Allah
menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. dan adalah Allah Maha kuat
lagi Maha Perkasa.
(Q.S Al-Ahzab :25).
Munasabah ini terletak dari sisi kesamaan kondisi yang
dihadapi seseorang.
Setiap pembukaan surat akan dijumpai munasabahsengan
akhir surat sebelumnya. Misalnya pada permulaan surat Al-Hadiddi mulai dengan
Tasbih
yx¬7y ¬! $tB
Îû
ÏNºuq»uK¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur (
uqèdur âÍyèø9$#
ãLìÅ3ptø:$#
ÇÊÈ
semua yang berada di langit dan yang berada di
bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. Al-Hadid:1).
Kegunaan
mempelajari ilmu Munasabah dapat di jelaskan sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
Dalam kontek Ulumul Qur’an munasabah berarti menjelaskan korelasi makna
antar ayat atau antar surat baik korelasi bersifat umum maupun bersifat khusus.
Munasabah antar
Surat dengan Surat yang Sebelumnya, Munasabah antar Nama Surat dan Tujuan
Turunnya, Munasabah Antar Bagian Suatu Ayat, Munasabah Antar Ayat yang Letaknya
Berdampingan,
Munasabah Antar Sauatu Kelompok Ayat dan Kelompok Ayat di Sampingnya, Munasabah
Antar Pemisahdan Isi Ayat, Munasabah Antar Awal surat dengan Akhir Surat yang
Sama dan Munasabah Antar Penutup suatu Surat dengan Awal Surat berikunya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihon, Ulumul Qur’an,CV PUSTAKA
SETIA, Bandung,2008
Syamsuddin
Hatta,Modul Ulumul Qur’an,Surakarta,2008
BAB I
PENDAHULUAN
Lahirnya pengetahuan tentang teoti munasbah ini tampaknya berawal dari
kenyataan sistematika Al-Qur’an sebagimana terdapat dalam Mushaf Usmani
sekarang tidak berdasarkan atas fakta kronologis turunnya. Sehbungan dengan ini
ulama salaf berbeda pendapat tentang urutan surat di dalam Al-Qur’an.
Segolongan dari mereka berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada taufiqi dari
Nabi Muhammad SAW. golongan lain berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas
ijtihad para sahabat setelah sepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat
adalah taufiqi.
Makalah ini hanya menjelaskan tentang Munasabah pada pembelajaran Ulumul
Qur’an
Untuk melengkapi data yang diperlukan
dalam penyusunan makalah ini, penyusun
menggunakan Metode keperpustakaan, yaitu pengambilan data melalui
buku-buku,internet dan buku-buku yang berkenaan dengan pembelajaran Ulumul
Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pengertian etimologi , menurut As-Suyuthi berarti al musyakalah
(keserupaan) dan al-muqarabah (kedekatan).
Menurut pengertian Termologi Munasabah dapat di definisikan sebagai
berikut:
Munasabah adalah suatu hal yang dapat di pahami. Tatkala
dihadapkan kepada akal,pasti akal akan menerimanya.
Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa
ungkapan di dalam satu ayat, atau antara ayat pada beberapa ayat atau antar
surat di dalam Al-Qur’an.
Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga
seolah-olah merupakan satu ungkapan yang mempunyai kesatuan makna dan
keterikatan dan keteraturan redaksi. Munasabah merupakan ilmu yang sangat
agung.
Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba
mengetahuialasan-alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian
Al-Qur’an,baik ayat dengan ayat atau surat dengan surat.
Jadi di dalam kontek Ulimul Qur’an munasabah berarti menjelaskan korelasi
makna antar ayat atau antar surat baik korelasi bersifat umum maupun bersifat
khusus.
Menurut As-Suyuti ada beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk
menemukan munasabah, yaitu:
Dalam Al-Qur’an sekurang-kurangnya terdapat delapan macam Munasabah yaitu:
Berfungsi menerangkan atau menyempurnakan ungkapan pada
surat ssebelumnya. Contoh dalam surat al-Fatihah ayat 1 ada ungkapan alhamdulillah.
Ungkapan ini berkorelasi dengan surat al-Baqarah ayat 152 dan 186:
þÎTrãä.ø$$sù
öNä.öä.ør& (#rãà6ô©$#ur
Í<
wur Èbrãàÿõ3s?
ÇÊÎËÈ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.
(Q.S. Al-Baqarah
:152)
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs%
(
Ü=Å_é&
nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ)
Èb$tãy
(
(#qç6ÉftGó¡uù=sù Í<
(#qãZÏB÷sãø9ur
Î1
öNßg¯=yès9 crßä©öt
ÇÊÑÏÈ
dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran.
Berkaitan dengan munasabah macam ini, Nasr Abu Zaid
menjelaskan bahwa hubugan khusus surat Al-fatihah dengan Surat Al-Baqarah
merupakan hubungan stilistika, sedangkan hubungan umumnya lebih berkaitan
dengan isi kandungnnya.
Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang menonjol, dan itu tercermin
pada nama masing-masing, surat seperti surat
øÎ)ur
tA$s%
4ÓyqãB
ÿ¾ÏmÏBöqs)Ï9 ¨bÎ) ©!$# ôMä.âßDù't br&
(#qçtr2õs?
Zots)t/ (
(#þqä9$s%
$tRäÏGs?r&
#Yrâèd
(
tA$s%
èqããr&
«!$$Î/ ÷br& tbqä.r&
z`ÏB úüÎ=Îg»pgø:$# ÇÏÐÈ
dan (ingatlah),
ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyembelih seekor sapi betina." mereka berkata: "Apakah kamu hendak
menjadikan Kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada
Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".
Cerita tentang mneyembelih seekor sapi betina, merupakan
inti pembicaraanya.yaitu Allah menyuruh
menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan mereka terhadap sapi
yang pernah mereka sembah. Tujuannya surat ini adalah menyangkut supaya tidak
termasuk dai orang yang jahil.
Munasabah Antar Bagian Suatu Ayat berbentuk pola munasabah Al-tadhadat
(perlawanan) seperti terliahat dalam surat Al-Hadid ayat 4:
uqèd
Ï%©!$#
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur Îû
ÏpGÅ 5Q$r&
§NèO 3uqtGó$# n?tã
ĸóyêø9$# 4
ÞOn=÷èt $tB
ßkÎ=t Îû
ÇÚöF{$# $tBur
ßlãøs $pk÷]ÏB
$tBur
ãAÍ\t
z`ÏB Ïä!$uK¡¡9$#
$tBur
ßlã÷èt $pkÏù (
uqèdur óOä3yètB tûøïr& $tB
öNçGYä.
4
ª!$#ur $yJÎ/
tbqè=uK÷ès?
×ÅÁt/
ÇÍÈ
Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas
´arsy[ Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar
daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan
Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.(Q.S. Al-Hadid:4).
Munasabah Antar Ayat yang Letaknya Berdampingan sering terlihat jelas
tetapi serig pula tidak jelas. Munasabah ini menggunakan pola T’kid yaitu
apabila salah satu ayat atau bagian ayat memperkuat makna ayat atau bagia ayat
yang terletak di sampingnya. Contoh Firman Allah :
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu
úüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S.Al-Fatihah : 1-2).
Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-20, Allah memulai penjelasan-Nya
tentang kebenran dan Fungsi A-Qur’an bagi orang-orang yang bertaqwa. Dalam
kelompok ayat-ayat berikut dibicarakan tiga kelompok manusia dan sifat-sifat
mereka berbeda0beda, yaitu mukmin,kafir dan munafik.
Macam munasabah ini mengandung tujuan-tujuan tertentu. Di
antaranya adalah ntuk menguatka makna yang terkandung dalam suatu ayat.
Misalnya dalam surat Al-Ahzab ayat 25 sebagi berikut :
¨uur
ª!$# tûïÏ%©!$#
(#rãxÿx.
öNÎgÏàøtóÎ/ óOs9 (#qä9$uZt #Zöyz
4
s"x.ur
ª!$# tûüÏZÏB÷sßJø9$#
tA$tFÉ)ø9$#
4
c%x.ur
ª!$# $Èqs%
#YÍtã ÇËÎÈ
dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang Keadaan mereka penuh
kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh Keuntungan apapun. dan Allah
menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. dan adalah Allah Maha kuat
lagi Maha Perkasa.
(Q.S Al-Ahzab :25).
Munasabah ini terletak dari sisi kesamaan kondisi yang
dihadapi seseorang.
Setiap pembukaan surat akan dijumpai munasabahsengan
akhir surat sebelumnya. Misalnya pada permulaan surat Al-Hadiddi mulai dengan
Tasbih
yx¬7y ¬! $tB
Îû
ÏNºuq»uK¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur (
uqèdur âÍyèø9$#
ãLìÅ3ptø:$#
ÇÊÈ
semua yang berada di langit dan yang berada di
bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. Al-Hadid:1).
Kegunaan
mempelajari ilmu Munasabah dapat di jelaskan sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
Dalam kontek Ulumul Qur’an munasabah berarti menjelaskan korelasi makna
antar ayat atau antar surat baik korelasi bersifat umum maupun bersifat khusus.
Munasabah antar
Surat dengan Surat yang Sebelumnya, Munasabah antar Nama Surat dan Tujuan
Turunnya, Munasabah Antar Bagian Suatu Ayat, Munasabah Antar Ayat yang Letaknya
Berdampingan,
Munasabah Antar Sauatu Kelompok Ayat dan Kelompok Ayat di Sampingnya, Munasabah
Antar Pemisahdan Isi Ayat, Munasabah Antar Awal surat dengan Akhir Surat yang
Sama dan Munasabah Antar Penutup suatu Surat dengan Awal Surat berikunya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihon, Ulumul Qur’an,CV PUSTAKA
SETIA, Bandung,2008
Syamsuddin
Hatta,Modul Ulumul Qur’an,Surakarta,2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar